Archive | Kajian Ilmiah RSS feed for this section

Laporan Aktualisasi Latsar CPNS

21 Jun

 

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA MANUSIA

Alamat: Jalan Jendral Sudirman Nomor 37 Ketapang Kode Pos 78813

 

 

BERITA ACARA

EVALUASI (SEMINAR) LAPORAN AKTUALISASI

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan LII

Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ketapang Tahun 2019

 

Pada hari ini, kamis tanggal sepuluh bulan Oktober tahun Dua Ribu Sembilan Belas, bertempat di Gedung Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten  Ketapang Kalimantan Barat. Telah melaksanakan Seminar Laporan Aktualisasi bagi peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan LII di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2019, sebagai berikut.

Nama : Bastian Arisandi, S.Pd.
Pangkat/ Gol. Ruang : III/a
NIP. : 198910162019021004
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia Ahli Pertama
Unit Kerja : SMP Negeri 02 Hulu Sungai
Mentor : Geradus Beno, S.Pd.
Coach : Hot Jungjungan Simamora, S.H., M.H.
Penguji : Rahmat Priharto, S.T.,M.T.
Judul :

Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar Melalui Media Cerita Bergambar pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 02 Hulu Sungai

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh :

Mentor

 

 

Geradus Beno, S.Pd.

NIP. 197309122006041006

Penyaji

 

 

Bastian Arisandi, S.Pd.

NIP.198910162019021004

Coach

 

 

Hot Jungjungan Simamora, S.H., M.H.

NIP. 196206151986031019

Penguji

 

 

Rahmat Priharto, S.T.,M.T.

NIP.197404282000031003

 

Mengetahui

KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Repalianto, S.Sos., M.Si.

Pembina Utama Muda

NIP.196904091990031005

Analisis Puisi “Padamu Jua dan Puisi “Doa”

9 May

 

ANALISIS PUISI “PADAMU JUA” dan PUISI “DOA”

By: Bastian

 

 

1. Sense

1.1 Dalam puisi Amir Hamzah (“Padamu Jua”) persoalan secara umum yang di gambarkan dan diciptakan oleh penyair adalah seseorang yang merasa kehilangan cinta dari seorang kekasih, sehingga ia kembali pada Tuhan.  Pertemuan dua orang kekasih yang telah lama berpisah (antara Aku dan Tuhan).

1.2 Chairil Anwar (“DOA”) persoalan secara umum yang di gambarkan dan diciptakan oleh penyair adalah seseorang yang selalu ingat pada Tuhan dalam keadaan apapun.

      Perbedaan: Amir Hamzah  (“Padamu Jua” ) mengisahkan bahwa Ia selalu  ingat pada Tuhannya hanya pada saat ia merasa terpuruk dalam masalah atau saat ia sedih saja. Sedangkan Chairil Anwar (“DOA” )  mengisahkan bahwa Ia selalu ingat pada Tuhannya kapan pun baik saat senang atau pun saat sedih.

Persamaan: secara garis besar kedua puisi tersebut memiliki persamaan yaitu objek puisinya adalah Tuhan (sama-sama mngisahkan Tuhan).

2. Subject Matter

2.1 Puisi 1: Amir Hamzah (“Padamu Jua”) pokok pikirannya:

  • Setelah seseorang merasa menderita dan sakit barulah ia ingat pada Tuhan/kembali pada Tuhan.
  • Menyatakan Tuhan adalah segalanya, yang menjadi penuntun hidup sang pengarang dan selalu setia mencintai manusia.
  • Mengisahkan seseorang yang rindu pada Tuhan.
  • Seseorang yang mencari Tuhan, setelah ia menderita namun tidak pernah ia temukan karena Tuhan ada di hatinya.
  • Tuhan memberi cobaan yng bertubi-tubi agar sang Aku (pengarang) kembali pada-Nya.
  • Ia kembali pada Tuhan, namun banyak saja cobaan, ia merasa belum mendapat kebahagiaan tapi ia bertekat bahwa kesedihan tidak akan lagi mau ia rasakan.

2.2  Puisi 2: Chairil Anwar (“DOA”) pokok pikirannya:

  • Dalam keadaan apapun selalu ingat Tuhan (baik susah, sedih, senang).
  • Kembali pada Tuhan
  • Ia merasa tidak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa.
  • Penyair menyatakan bahwa Tuhan adalah miliknya.

 

3. Feeling

  • Amir Hamzah (“Padamu Jua”) sikapnya penyair terhadap pokok pikiran yaitu penyair merasa rindu dan membutuhkan Tuhan hanya saat dia sedih atau ada masalah saja.
  • Chairil Anwar  (“DOA”) sikapnya penyair terhadap pokok pikiran yakni penyair merasa selalu membutuhkan Tuhan dalam keadaan apapun, baik saat sedih atau senang.

Perbedaan dari segi feeling: Amir Hamzah merasakan bahwa ia selalu merasa berubah, dia tidak tepat pendirian, kadang ingat pada Tuhan, tapi kadang melupakan Tuhan. Sedangkan Chairil Anwar merasakan bahwa ia selalu tepat pada pendiriannya, akhirnya ia tidak mudah melupakan Tuhan karena masa lalunya yang suram. Ia selalu ingat pada Tuhan.

Persamaan dari segi feeling: persamaan pada kedua puisi tersebut yaitu sama-sama mengisahkan kerinduan pengarang  pada Tuhan dan ingin mendapatkan rahmat atau pengampunan dari Tuhan.

4. Tone

  • Amir Hamzah: sikapnya terhadap pembaca yaitu selalu masa bodoh, karena ia seolah mengungkapkan perasaan atau curahan hatinya pada Tuhan, bukan pada pembaca. Ia masa bodoh terhadap pembaca, mau mengikutinya atau tidak.
  • Chairill Anwar: sikapnya terhadap pembaca yaitu  masa bodoh tetapi pada puisi ini penyair berusaha meyakinkan pembaca bahwa kita harus selalu ingat pada Tuhan.

Perbedaan: pada puisi Amir Hamzah: ia  secara tidak langsung  ingin menunjukan kepada pembaca tentang segala masalahnya, dan bagaimana sesuatu yang ia rasakan itu bisa membuatnya berubah dan kembali pada Tuhan. Sedangkan pada puisi Chairil Anwar ia tidak begitu menampakkan segala sesuatu yang terjadi padanya karena ia merasa Tuhan yang mengetahuinya.

Persamaan: dari kedua puisi tersebut sama-sama masa bodoh terhadap pembaca.

5. Totalitas Makna

  • Amir Hamzah: makna keseluruhan yang tedapat pada puisinya  yaitu: penyair merasa kehilangan dan kembali pada Tuhan karena Tuhan selalu menuntunnya kembali ke jalan yang benar (Tuhan). Ia merindukan Tuhan dan ingin kembali pada Tuhan tetapi banyak cobaan yang ia hadapi untuk mendapatkan kebahagiaan dari Tuhan. Namun ia bertekat untuk tidak akan lagi merasakan kesedihan.
  • Chairil Anwar: makna keseluruhan yang terdapat dalam puisinya  yakni ia selalu merasa ingat pada Tuhan dimanapun dan dalam keadaan apapun ia berada baik suka maupun dukan. Ia akan selalu berada di jalan yang benar atau yang ditunjukan oleh Tuhan.

Perbedaan: dari totalitas makna, pada puisi Amir Hamzah  banyak mengungkapkan masalah yang ia hadapi sehingga kita kurang paham masalah yang sebenarnya. Sedangkan pada puisi Chairil Anwar hanya terarah pada satu atau beberapa persoalan sehingga mudah untuk dipahami.

Persamaan: dari totaliats makna , kedua puisi tersebut sama-sama ditujukan atau mengarah  pada Tuhan.

6. Tema

  • Amir Hamzah: Dosa dan pengharapan untuk kembali pada Tuhan (pertobatan).
  • Chairil Anwar:  Doa seseorang yang selalu ingat akan Tuhan.

Perbedaan: dari segi tema, puisi Amir Hamzah lebih menekankan pada pertobatan sedangkan puisi Chairil Anwar lebih menekankan pada doa yang selalu ingat pada Tuhan.

Persamaan: dilihat dari tema, puisi tersebut sama-sama difokuskan atau sasarannya adalah  pada Tuhan.